BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Konsepsi
teknologi pembelajaran membawa dampak yang sangat mendasar pada prinsip
pembelajaran. Dalam kata pembelajaran mengandung makna “ memudahkan atau
membantu prakarsa pelajar bagi pebelajar ( orang yang belajar ), sehingga
kegiatan pembelajaran lebih berorientasi pada pebelajar. Hal ini akan berbeda
pada dengan pengajaran yang didalamnya terkandung makna adanya proses mengajar
pebelajar. Sehingga diperlukan adanya kehadiran guru-siswa, tidak ada guru
siswa tidak belajar.
Dalam
konsep pembelajaran yang sangat penting adalah membantu prakarsa belajar dengan
atau tanpa kehadiran guru. Bukan berarti tugas guru menjadi ringan, akan tetapi
akan lebih berat karena ia harus mengupayakan berbagai strategi untuk
terjadinya prakarsa belajar atau pebelajar. Supaya kegiatan pembelajaran
terjadi maka diperlukan persiapan yang matang dalam bentuk rancangan
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Rancangan
pembelajaran dalam pendidikan jasmani?
2. Untuk
apakah rancangan pembelajaran?
3. Asumsi
dasar rancangan pembelajaran?
4. Apasaja model
rancangan pembelajaran?
5. Apa
unsur utama dalam rancangan pembelajaran pendidikan jasmani
C. Tujuan
1. Mengetahui Rancangan
pembelajaran dalam pendidikan jasmani.
2. Mengetahui untuk
apakah rancangan pembelajaran.
3. Mengetahui asumsi
dasar rancangan pembelajaran
4. Mengetahui
model-model rancangan pembelajaran.
5. Mengetahui unsur
utama dalam rancangan pembelajaran pendidikan jasmani
BAB II
ISI
A.
Rancangan
Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani
Konsepsi teknologi pembelajaran membawa dampak yang
sangat mendasar pada prinsip pembelajaran. Dalam kata pembelajaran mengandung
makna “ memudahkan atau membantu prakarsa pelajar bagi pebelajar ( orang yang belajar
), sehingga kegiatan pembelajaran lebih berorientasi pada pebelajar. Hal ini
akan berbeda pada dengan pengajaran yang didalamnya terkandung makna adanya
proses mengajar pebelajar. Sehingga diperlukan adanya kehadiran guru-siswa,
tidak ada guru siswa tidak belajar. Dalam konsep pembelajaran yang sangat
penting adalah membantu prakarsa belajar dengan atau tanpa kehadiran guru. Bukan
berarti tugas guru menjadi ringan, akan tetapi akan lebih berat karena ia harus
mengupayakan berbagai strategi untuk terjadinya prakarsa belajar atau
pebelajar. Supaya kegiatan pembelajaran terjadi maka diperlukan persiapan yang
matang dalam bentuk rancangan pembelajaran.
Merancang pembelajaran adalah usaha menciptakan
lingkungan belajar supaya terjadi belajar, pengajar akan berfungsi untuk
memilih, memprakarsai, mengaktifkan, memonitoring dan menciptakan pengalaman
belajar dengan mengembangkan kemampuan awal pembelajar dengan lingkungan yang berwujud sumber-sumber
belajar. Tujuan perancangan pembelajaran adalah meningkatkan kwalitas pembelajaran
yang meliputi kegiatan ; merancang, melaksanakan, mendiagnosa, memperbaiki dan
menilai pembelajaran.
Dalam usaha merancang pembelajaran harus berdasarkan
pada asumsi-asumsi dan model yang cocok dengan berbagai karakteristik pebelajar,
bidang studi dan pengajar. Model-model pembelajaran yang telah ada dapat
dikatagorikan kedalam 4 jenis, yaitu rancangan yang berorientasi pada: (1)
peningkatan kemampuan pengajar (2) pembuatan produk (3) peningkatan organisasi,
dan (4) peningkatan system.
Pengajaran pendidikan jasmani sebagai seniman (
artist ) dan ilmuan ( scientist ) dalam merancang dan melaksanakan strategi
pembelajaran harus menjadikan kegiatan pembelajaran itu interaktif dengan
sumber-sumber belajar supaya menjadi proses belajar pada pebelajar. Dengan
demikian tugas utama seorang pengajar yaitu :
1. Merancang
pembelajaran yang efektif
2. Melaksanakan
pembelajaran
3. Mendiagnosis
kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran
4. Menilai
program pembelajaran
5. Memperbaiki
pembelajaran
Merancang
merupakan kegiatan pertama kali dalam serangkaian kegiatan pembelajaran.
Keberhasilan dan kegagalan proses pembelajaran berikutnya akan tergantung pada
hasil rancangan pembelajaran merupakan prasyarat bagi seorang pengajar.
B.
Rancangan
Pembelajaran
Berbagai
sebutan untuk menunjuk pada kegiatan rancangan pembelajar, yaitu: pengembangan
instruksional, pengembangan system instruksional, desain instruksional,
pengembangan program instruksional, pengembangan produk instruksional,
pengembangan organisasi, dan pengembangan kemampuan pengajar. Pada pembahasan
ini istilah yang dipakai adalah rancangan pembelajaran terjemahan dari desain instruksional.
Reigeluth
(1983:7) mendenifisikan rangcangan pembelajaran sebagai suatu proses untuk
menentukan metode pembelajaran apa yang paling
baik dilaksanakan agar timbul perubahan pengetahuan dan keterampilan
pada drit pebelajar kearah yang dikehendaki. Reigeluth mengibaratkan
perancangan dengan “ cetak biru ” yang dirancang oleh arsitek, dan pengembangan
sebagai kegiatan membangun gedung sesuai dengan cetak biru tersebut.
C.
Asumsi
Dasar
Tujuan
perancangan pembelajaran adalah memperbaiki dan meningkatkan kualiatas
pebelajaran. peni ngkatan kualitas pembelajaran dilakukan dengan cara memilih,
menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang optimal untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Usaha
meningkatkan kualitas pembelajaran dilakukan oleh perancangan pembelajaran,
yaitu:
1. Perbaikan
kualitas pembelajaran diawali dengan rancangan pembelajaran
2. Pembelajaran
dirancang dengan menggunakan pendekatan system
3. Rancangan
pembelajaran didasarkan pada pengetahuan tentang bagaimana seseorang belajar
4. Rancangan
pembelajaran diacukan kepada orang belajar secara perseorangan
5. Hasil
pembelajaran mencangkup hasil langsung dan hasil pengiring
6. Sasaran
akhir rancangan pembelajaran adalah memudahkan belajar
7. Rancangan
pembelajaran mencangkup semua variabel yang mempengaruhi belajar, dan
8. Inti
rancangan pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (degeng, 1991).
D.
Model
Rancangan Pembelajaran
Model
merupakan gambar suatu proses dalam bentuk grafis dan atau naratif, dengan
menunjukkan unsur utama serta strukturnya (miarso, 1988:8) sedangkan Gustafson
(1984:4) berpendapat bahwa model adalah sarana untuk mempermudah
berkomunikasi,atau petunjuk teratur (algoritma) yang bersifat preskritif guna
pengambilan keputusan atau petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
Gustafson (1981)
mengklasifikasikann model rancangan pembelajaran menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Berfokus
pada kelas
2. Berfokus
pada pembuatan produk
3. Berfokus
pada organisasi, dan
4. Berfokus
pada system
Rancangan
pembelajaran pada tingkat kelas lebih berorientasi untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kepekaan para pengajar. Rancangan berfokus pada
produk bertujuan utama untuk menghasilkan paket pembelajaran baik yang
digunakan sendiri maupun secara meluas termasuk yang diproduksi secara
komersial. Rancangan berfokus pada organisasi bertujuan untuk pembinaan
sumberdaya manusia yang luas berimplikasi pada perubahan struktur dan kebijakan
pembelajaran. Sedangkan rancangan berfokus pada system bertujuan mengorganisasi
dalam menyusun kurikulum, mata-pelajaran, program pembelajaran, dan bahan
pembelajaran.
Miarso
(1988) meneliti berbagai model rancangan pembelajaran, hasilnya berbagai model
yang ada dikelompokkan menjadi 4 kategori, yaitu model yang berorientasi pada
peningkatan kemampuan pengajar, pembuatan produk, peningkatan system, dan
peningkatan organisasi, model kemampuan meningkatkan kemampuan pengajar
meliputi:
1. Model
rekonstruksi kuliah yang dikenal dengan applaid approach (AA)
2. Model
PPSI
3. Model
briggs dan wager
4. Model
kemp,dan
5. Model
dick dan carey, model pembuatan produk meliputi:
Ø Model
SMP terbuka
Ø Model
banathy
Ø Model
baker dan schlutz dan
Ø Model
paul harmon. Model peningkatan system meliputi:
1. Model
IDI
2. Model
IP1SD, dan
3. Model
gagne dan briggs. Model peningkatan organisasi terdiri dari:
®
Model blake dan mauton
®
Model kcarkhuff dan
fisher, dan
®
Model SAIDI
Di
Indonesia model rancangan pembelajaran belum banyak jenisnya, model PPSI (
prosedur pengembangan system instruksional ) dan AA (applaid approach) untuk
perguruan tinggi adalah model yang sudah banyak dikenal. Oleh karena itu
diperlukan pengembangan model rancangan pembelajaran yang lebih spesifik
disesuaikan dengan karakteristik pendidikan jasmani.
E.
Rancangan
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Usaha
pengembangan model rancangan pembelajaran dalam pendidikan jasmani belum banyak
dilakukan, apalagi di Indonesia. Namun demikian, ditemukan rancangan
pembelajaran yang khusus dirancang untuk mpembelajaran dalam pendidikan jasmani
yang dibahas oleh annarino (1983).
Menurut annarino
unsure-unsur utama dalam merancang pembelajaran pendidikan jasmani terdiri dari
kegiatan:
1. Mengklasifikasi
tujuan, meliputi domain fisik, psikomotor, kognitif dan afektif, tujuan harus
dinyatakan dengan perilaku, perubahan perilaku harus dapat di observasi dan
diukur.
2. Isi
pembelajaran meliputi bermacam-macam pengalaman aktivitas dan konsep yang
relevan dengan tujuan pembelajaran
3. Strategi
pembelajaran adalah cara dalam menyajikan isi pembelajaran yang dapat memberi
sumbangan terhadap hasil yang diinginkan
4. Evaluasi
berdasarkan kepada veliditas, reliabilitas, dan kelayaan teknik-teknik
pengukuran dan factor-faktor perilaku pebelajar. Pengukuran dapat menggunakan
criteria standar atau perbadingan dengan kelompok,
5. Intervensi
guru, dapat langsung atau tidak langsung selama proses pembelajaran
berlangsung.
Tugas utama pengajar pendidikan jasmani adalah
merancang, melaksanakan, mendiaknosa, memperbaiki dan mengevaluasi proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah usaha untuk membantu memudahkan dan menciptakan prakarsa
belajar pada pelajar.
Pendekatan dan rancangan pembelajaran yang
sistematik dianjuyrkan untuk para guru pendidikan jasnani supaya lebih
mengevektifkan pembelajaran. Juga perancangan pembelajaran dianjurkan merupakan
bagian dari pendidikan prajabatan guru. Dalam rancangan pembelajaran harus
berisi komponen-komponen :
1)
tujuan khusus pembelajaran
2)
isi pembelajaran
3)
cara mengajar
4)
pengorganisasian
5)
komunikasi
6)
bahan pembelajaran
7)
media yang digunakan
8)
pelaksanaan tugas
9)
evaluasi
10)
prosedur pelaksanaan
Proses
pembelajaran yang sistematik digambarkan sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
pengajar
akan berfungsi untuk memilih, memprakarsai, mengaktifkan, memonitoring dan
menciptakan pengalaman belajar dengan mengembangkan kemampuan awal pembelajar dengan lingkungan yang berwujud sumber-sumber
belajar dan bertujuan untuk meningkatkan
kwalitas pembelajaran.
Pendekatan
dan rancangan pembelajaran yang sistematik dianjurkan untuk para guru
pendidikan jasnani supaya lebih mengevektifkan pembelajaran. Juga perancangan
pembelajaran dianjurkan merupakan bagian dari pendidikan prajabatan guru.
DAFTAR RUJUKAN
D.Dwiyogo M. Pd, Dr. Wasis. 2010. DIMENSI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. Malang: Wineka Media
No comments:
Post a Comment